WAWANCARA DENGAN PASTOR PAROKI ST PETRUS MONANG MANING
Pewawancara: Agustinus G Thuru/Seksi Dokumentasi & Publikasi Panitia Sinode IV Keuskupan Denpasar
P. Rosarius Geli,SVD lahir di Mataloko Ngada Flores NTT 28 Mei 1962 dan ditahbiskan menjadi imam Serika Sabda Allah (SVD) pada 26 Juni 1990. Saat ini bertugas sebagai Pastor Paroki Santo Petrus Monang Maning. Ia juga menjabat sebagai Ketua Komisi PSE Puspas Keuskupan Denpasar.
P. Rosarius Geli,SVD lahir di Mataloko Ngada Flores NTT 28 Mei 1962 dan ditahbiskan menjadi imam Serika Sabda Allah (SVD) pada 26 Juni 1990. Saat ini bertugas sebagai Pastor Paroki Santo Petrus Monang Maning. Ia juga menjabat sebagai Ketua Komisi PSE Puspas Keuskupan Denpasar.
HASIL WAWANCARA
A. TENTANG KBG
1. Bagaimana romo sendiri melihat KBG-KBG di Paroki romo dalam hal jumlah, keaktifan, kedekatan dan kegiatan yang dijalankan?
Soal jumlah KBG itu belum sesuai harapan. Tapi soal jumlah itu relatif. Jumlah KBG jangan terlalu dipikirkan sekali. Jumlah KK dalam KBG antara 10 sampai 15 atau di bawahnya juga tidak apa-apa. Yang penting mereka aktif. Meskipun harus disadari bahwa KBG di Paroki itu masih ada yang lintas lingkungan bahkan lintas paroki.
2. Penilaian romo tentang praktek hidup menggereja melalui KBG?
Tentang KBG ini sudah tiga Sinode dibicarakan.Jadi sudah 15 tahun dan sekarang mau Sinode IV diangkat lagi sebagai evaluasi.Dalam perjalanan waktu, KBG ini sisi positifnya ada pertumbuhan, dalam artian bahwa sudah terbentuknya KBG di lingkungan. Jadi ada kehidupan menggereja yang nyata dalam organisasi.
3. Apa yang telah dilakukan oleh romo selama ini untuk membuat anggota KBG maki paham tentang KBG, makin aktif dan fasilitator makin berkualitas?
Kegiatan-kegiatan selama ini jalan dengan kegiatan doa Rosario, pertemuan-pertemuan kitab suci, namun kalau pada bukan kitab suci atau bulan Mei dan Oktober, APP atau AAP. Jadi saat-saat tertentu mereka berkumpul untuk kegiatan. Sehingga KBG sebetulnya tidak terorganisir dengan baik. Kegiatan-kegiatan KBG di luar dari itu belum terlalu Nampak. Yang Nampak lebih banyak kegiatan-kegiatan liturgi. Memang ada mungkin kegiatan arisan di KBG tetapi itu belum banyak dilakukan.
4. Apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yangdihadapi umat dan juga petugas pastoral dalam membangun KBG yang ideal di paroki?
Solidaritas antar anggota KBG mulai bertumbuh namun pelan dan itu tentu butuh waktu. Namun ini merupakan satu kekuatan. Kelemahannya tentu saja mereka terbentur dengan masalah waktu. Mereka bekerja sehingga sulit mengatur waktu untuk kegiatan Bersama. Jadi yang hadir pada kegiatan dipastikan yang punya kemauan dan punya waktu.
5. Apa peluang dan tantangan yang romo lihat dalam membangun KBG?
Peluang ada di depan mata. Saya pikir, kita harus benahi dulu soal batas paroki. Maka tidak bisa kerja sendiri, harus antar paroki, kerja Bersama-sama antar paroki, bahkan satu dekenat. Baru kemudian pastor paroki dengan dewan paroki mengatur internal parokinya sendiri.
6. Apa usul dan saran dalam Sinode IV untuk membangun KBG?
Usul saya adalah supaya KBG tetap berjalan dan untuk itu harus dibenahi wilayah teritori atau batas paroki. Supaya ada kebijakan membenahi paroki dalam arti batas-batas paroki . Perlu kerjasama antar pastor paroki untuk membenahi teritori ini, bila perlu Bapa Uskup, Puspas atau Dekenat mengeluarkan surat secara resmi tentang teritori ini. Jadi bukan sekedar menghimbau tetapi perlu ada ketegasan dan kejelasannya. Dengan surat itu menjadi acuan untuk melakukan pembenahan teritori yang dimaksud.
B. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM 2012-2016
TAHUN 2012
TENTANG KATEKESE
1. Apakah kegiatan katekese dll membuat kehidupan rohani umat semakin berkualitas?
Kegiatan katekese masih seputar APP, AAP, bulan kitab suci, itu berjalan. Namun mutu katekese itu perlu ditingkatkan terus. Perlu latihan lebih banyak lagi bagi pemandu-pemandu.
2. Apa tantangan dalam melaksaakan katekse di paroki? Bagaimana dengan kemampuan tim fasilitator?
Masalah pemandu adalah tantangannya. Kita sudah melatih orang tetapi orang yang kita latih itu kembali ke KBG tidak aktif. Orang yang tidak ikut latihan malah yang aktif sehingga menjadi mubasir apa yang sudah diberikan saat latihan. Katekese yang membangun iman, bahwa ada pertumbuhan, harus kita akui. Fasilitatornya harus dipersiapkan secara baik.
3. Apa usul saran room agar kegiatan katekese ke depan lebih berkualitas?
Usul saran saya para pemandu harus dilatih atau dipersiapkan dengan baik , dilatih terus menerus, ditingkatkan kualitasnya. Dan itu harus dilakukan secara kontinyu, bukan hanya sekali saja.
TENTANG LEMBAGA PENDIDIKKAN KATOLIK
1. Apakah lembaga Pendidikan katolik masih menjadi pilihan utama umat di paroki?
Kita mengharapkan sekolah katolik itu menjadi pilihan utama bagi orangtua menyekolahkan anak-anaknya. Tetapi sekarang ini sudah terjadi banyak perubahan, sebab di luar sekolah katolik juga ada sekolah-sekolah lain yang bermutu. Maka banyak tawaran pilihan bagi umat untuk memilih sekolah.
2. Apa tantangan dan permasalahan yangdihadapi oleh orangtua dalam ha Pendidikan anak?
Kita berharap bahwa sekolah katolik menjadi pilihan utama karena menyangkut Pendidikan agama, Pendidikan iman anak. Tapi sekolah katolik bisa menjadi bukan sekolah pilihan utama karena beberapa factor. Misalnya factor transportasi, jauh dari tempat tinggal anak. Juga dari fator pembiayaan dimana orang tua menganggap sekolah katolik itu mahal. Pada hal banyak sekolah yang bukan sekolah katolik mahal bahkan lebih mahal dari sekolah katolik tetapi menjadi pilihan keluarga katolik. Banyak sekolah Kristen yang mahal dan anak katolik bersekolah di sana. Jadi sebetulnya ada banyak faktor yang menyebabkan sekolah katolik tidak menjadi pilihan utama. Di paroki ini (Monang Maning) tidak ada sekolah katolik. Ada anak-anak yang sekolah di sekolah katolik Yayasan insan mandiri, Santo Yoseph tegaljaya, Soeverdi, tetapi berapa banyak saya tidak tahu.
3. Apa usul dan saran room bagi lembaga Pendidikan katolik agar mampu melaksanakan karya Pendidikan lebih berkualitas?
Usul saran saya terhadap Pendidikan katolik, pertama-tama kita kembali kepada arahan Gereja bagaimana mewujudkan visi dan misi Pendidikan katolik itu. Itu harus tidak boleh hilang, spiritualitas visi misi itu harus terus digelorakan. Jadi harus diperjuangkan dan itu dalam beberapa waktu ini, ada sedikit penurunan. Saya melihat mulai bangkit lagi, ada upaya untuk mencerahkan visi misi sekolah katolik. Perlu program-program yang terencana, terarah dan mengakar pada umat di tingkat yayasan-yayasan dan untuk itu perlu waktu. Namun kita harus telah menyelenggarakan sekolah katolik itu.
TAHUN 2013
TENTANG OMK
1. Apakah romo mengetahi dan memahami program kerja Komkep Keuskupan Denpasar?
Saya mengetahui program kerja Komisi kepemudaan karena saya juga salah satu ketua komisi yakni PSE. Dalam rapat-rapat dibicarakan program kerja semua komisi
2. Bagaimana implementasi program kerja Kokep di Paroki?
Di paroki ada program untuk pembinaan OMK dan itu yang diimplementasikan. Program pembinaan orang muda di Paroki tidak jauh berbeda dengan program kerja komisi kepemudaan. Program komisi kepemudaan dijabarkan di program kegiatan paroki. Kita di paroki selalu menyusun program untuk orang muda pada awal tahun dan mengevaluasinya pada akhir tahun. Termasuk semua sisi. Program OMK disusun Bersama
3. Apa saja kegiatan OMK di paroki yang menonjol?
Program yang menonjol selama ini latihan koor, olahraga, itu yang kuat selama ini. Kegiatan social lainnya belum. Kita mendorong mereka. Kita juga harus memahami merekadari semua aspek. OMK itu ada yang masih sekolah, kuliah dan bekerja, jadi ada keterbatasan waktu. Banyak juga OMK yang belum bisa mengatur dirinya sendiri dan waktunya sendiri.
4. Apakah OMK berpartisipasi dalam kegiatan Bersama kelompok masyarakat lain?
Secara organisasi masih belum tampak. Tapi secara individu OMK terlibat di masyarakat misalnya di Banjar tempat mereka tingga.
5. Apa rekomendasi romo sebagai saran untuk berkembangnya OMK di keuskupan?
Rekomendasi saya, dulu pernah ada paket-paket pelatihan bagi orang muda, semacam latihan kepemimpinan atau kegiatan kaderisasi. Itu harus dihidupkan kembali karena kita memerlukan pemimpin di masa depan gereja
PELUANG DAN HAMBATAN
1. Kekuatan dan kelemahan apa yang dihadapi OMK?
Kekuatan OMK itu dari segi jumlah banyak, sangat banyak. Mereka punya kemampuan dan itu menjadi kekuatan. Kelemhannya, mereka sedang menjajagi diri mereka sendiri, jadi perlu pendampingan dan program yang sesuai kebutuhan mereka.
2. Apakahadausul saran dari room untuk pengembangan OMK?
Berikan perhatian yang lebih serius lagi kepada pembinaan orang muda. Termasuk dukungan dana untuk membiayai kegiatan mereka.
TAHUN 2014
TENTANG KBG DAN KEPEMIMPINAN PASTORAL
1. Bagaimana kepemimpinan pastoral dalam diri ketua KBG dan DPP?
Kepemimpinan KBG dan paroki, kami di paroki membuat pelatihan-pelatihan terus tentang kepemimpinan pastoral baik DPP maupun kepemimpinan di lingkungan-lingkungan. Kepemimpinan itu sesuatu yang perlu latihan.
2. Apa kekuatan dan kelemahan, peluang dan tantangan di tingkat KBG dan paroki?
Kekuatan ada pada kemauan bahwa mereka mau menerima kepercayaan. Namun seringkali sangat terbentur dengan waktu karena orang ada pekerjaan, ada kegiatannya.Saya bersyukur bahwa selama ini masih ada orang yang punya niat baik bergiat untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan pastoral. Mereka memberikan waktu, itu sesuatu yang harus dihargai.
3. Apa usul dan saran romoagar kepemimpinan pastoral dapat memberi pelayanan dan pemberdayaan umat sesuai teladan Yesus?
Usul saran saya, mereka harus didampingi terus menerus, dimotivasi terus menerus.Karena itu harus ada program yang terencana untuk pelatihan kepemimpinan pastoral.
TAHUN 2015
KBG DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
1. Bagaimana upaya yangdilakukan sehubungan dengan pemberdayaan ekonomi umat di KBG?
KBG selama ini kegiatannya masih seputar liturgis, kegiatan ekonomi masih kurang.
2. Apa kekuatn dan kelemahan yangdihadapi dalam upaya pemberdayaan ekonomi umat?
Ada beberapa KBG sudah lakukan dengan arisan kelompok bapak-bapak atau ibu-ibu. Dan bagi saya ini merupakan kekuatan. Kelemahannya adalah mereka masih susah untuk berkumpul akibat waktu dan juga jarak tempat tinggal yang berjauhan.
3. Apa peluang dan tantangannya?
Belum ada kegiatan ekonomi yang direncanakan Bersama untuk memberdayakan ekonomi secara Bersama-sama pula.Ini juga adalah peluang yang sangat terbuka untuk dikembangkan. Tantangannya tentu saja dari KBG iu sendiri, mereka mau atau tidak.
4. Apa usul dan sarannya?
Dalam refleksi FGD Paroki, saya merasakan bahwa Paroki harus punya upaya untuk meningkatkan perekonomian umat. Paroki kami merencanakan untuk membuka warung sembako sehingga umat bisa memenuhi ebutuhan sembakonya dengan harga yang lebih murah. Keuntungannya untuk mendukung kegiatan KBG.
CU/KOPERASI
1. Bagaimanaupaya memberdayakan ekonomi umat melalui CU/Koperasi?
Di paroki ini sudah ada CU tapi macet sampai sekarang. Mengapa, karena salah kelola. Orang mempunyai pandangan negative pada CU. Orang tidak percaya lagi pada CU.
2. Apa kekuatan dan kelemahan yang dihadapi dalam mengumatkan CU?
Untuk buat CU lagi sudah tidak mungkin. CU yang dulu meninggalkan utang, gereja juga punya uang di CU itu yang nasibnya tidak jelas. Tahun 2011 ada RAT tapi setelah itu tidak ada lagi.
3. Apa usul dan saran untuk menumbuhkembangkan koperasi?
Untuk mendirikan CU di Paroki harus mulai dengan Pendidikan bagi para pengurusnya dan para anggotanya. Perlu studi banding dulu baru diikan CU supaya jangan sampai nasibnya seperti CU di Paroki Monang Maning.
DASOPEN
1. Bagaimana keterlibatan umat terkait dengan gerakan Dasopen?
Dasopen itu saya yang mengonsepkan ketika saya dipercaya sebagai Ketua PSE. Tujuannya adalah untuk membantu umat yang tidak mampu. Dana itu dari umat yang mampu untuk dikembalikan kepada umat yang tidak mampu. Dalam rapat Puspas, kita berikan prioritas kepada anak-anak yang sekolah di sekolah katolik. Namun yang sekolah di luar sekolah katolik juga bisa diberikan.
2. Apa kekuatan dan kelemahan dalam gerakan Dasopn?
Dari perspektif bela rasa PSE, Dasopen ini harus tetap dilanjutkan. Dasopen itu amanat Sinode ketiga. Dasopen merupaka salah satu bentuk semangat dari karya PSE. Kekuatannya ada yakni banyak umat mampu yang solider. Kelemahannya, kegiatan Dasopen ini kurang digemakan. Semangat solidaritas umat adalah kekuatan. Kelemahannya adalah masalah koordinasi di tingkat paroki.
3. Apa peluang dan tantangannya?
Kami sudah jalan dari paroki ke paroki untuk sosialisassi Dasopen, namun di Paroki yang tidak sosialisasi kepada umat. Juga ada banyak umat yang tahu tentang dasopen tetapi mereka berpikir, solidaritas Pendidikan itu harus diperoleh secara mudah. Pada hal harus ada aturan main, ada syarat-syarat yang harus dipe nuhi. Jadi ada syarat-yarat yang harus dibuat.
4. Apa usul dan sarannya?
Saran dan usul, kita harus jalankan dan kita tingkatkan supaya banyak umat yang ditolong. Umat sudah merasakan manfaatnya, maka Dasopen harus menjadi sebuah gerakan.
PARIWISATA, PERTANIAN & KELAUTAN
1. Bagaimana keterlibatan umat memberdayakan ekonomi di bidang pariwisata, pertanian dan kelautan?Apa kekuatan dan kelemahan yang dihadapi?Apa peluang dan tantanannya?Apa usul dan sarannya?
Pariwisata, pertanian dan kelautan serta koperasi merupakan divisi kerja PSE. Perlu ada pemetaan umat, dimana ada pertanian, kelautan, pariwisata sehingga kita bisa buat pelatihan sesuai kebutuhan mereka. Kelautan memang kita belum menyentuh. Tenaga kita juga sangat terbatas. Pariwisata selama ini sudah mulai jalan, sudah ada tempat wisata rohani yang perlu dikelola secara baik seperti di Palasari, Tuka, Babakan, Slabih. Itu harus dikelola secara baik secara professional.
Dalam sinode ketiga diputuskan juga supaya ada devisi pariwisata. Sebab wisata rohani di Bali sangat potensial. Contoh di Palasari, pariwisata rohaninya sudah hidup. Jadi harus ada kerja sama dengan berbagai pihak supaya meningkatkan.
TAHUN 2016
1. Bagaimaa pelaksanaan pendampingan keluarga? Apakah sudah ditangani tim. Apa yang menjadi permasalahannya?Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan keluarga?Apa yang menjadi peluang dan tantangannya?Apa usul dan sarannya?
Pendampingan keluarga itu sangat luas. Selama ini masih sebatas kursus perkawinan. Yang lain belum ditangani secara baik. Memang ada tim tetapi tim itu harus ditingkatkan.
Kekuatan keluarga, bahwa mereka bertahan dalam perkawinan yang diikat oleh sakramen. Keluarga sebagai gereja keccil. Itu kekuatan. Kelemahannya, banyak keluarga terutama keluarga muda yang belum siap, belum matang dan siap berkeluarga. Juga masalah pekerjaan, suami dan istri bekerja, nak dititipkan. Kegidupan bergereja jugadiabaikan. Jadi karena tuntutan pekerjaan keakraban dalam keluarga menjadi sangat berkurang.
Comments
Post a Comment