WAWANCARA DENGAN PASTOR PAROKI TABANAN
Pewawancara: Agustinus G Thuru/Seksi Dokumentasi & Publikasi Sinode IV Keuskupan Denpasar
Romo Agustinus Bere Lau lahir di Wanibesak 25 Juli 1980 dari pasangan ayah Lambertus Lau dan ibu Perpetua Abuk yang berdiam di Paroki Salib Suci Weoe Keuskupan Atambua Timor. Romo Agus adalah anak ke-8 dari 8 bersaudara. Menyeselesaikan Pendidikan di Sekolah Dasar Katolik Kuluoan, ia melanjutkan ke SMP Negeri 1 Maubara Liquisa Timor Timur (Sekarang Timor Leste). Kemudian masuk Seminari Roh Kudus Tuka dan melanjutkan pendidikan di SMAK St. Thomas Aquinas Tangeb.
Meneruskan pendidikan ke Tahun Orientasi Rohani di Seminari Tinggi Ritapiret (Lela) tahun 2002/2003 dan STFK St. Paulus Ledalero 2003 – 2007 lalu menjalankan Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Paroki Palasari tahun 2007-2009. Tahbisan diakon tahun 2011 di Ritapiret oleh Mgr. Silvester San,Pr dan praktek diakonat di Paroki St. Petrus Negara. Tanggal 17 Oktober 2011 ditahbiskan sebagai imam di Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Nusa Dua oleh Mgr. Silvester San,Pr. Menjadi Pastor rekan di Paroki St. Petrus Negara dari 17 Oktober 2011 sampai 4 Oktober 2015 lalu menjadi pastor rekan di Paroki Tabanan sejak 5 Oktober 2015 sampai sekarang. Tugas lain yang diembannya adalah Ketua Ikatan Rohaniawan/Rohaniawati Dekenat Bali Barat (IKRAR) dan Ketua BPU Dewan Pastoral Dekenat Bali Barat.
HASIL WAWANCARA
A. TENTANG KBG
1. Bagaimana romo sendiri melihat KBG-KBG di Paroki romo dalam hal jumlah, keaktifan, kedekatan dan kegiatan yang dijalanan?
- Hampir semua berjalan. Jumlah keluarga antara 15 sampai dengan 20 kk. Dalam berbagai kegiatan terutama yang berkaitan dengan kegiatan rohani berjalan. Hanya beberapa KBG yang mungkin karena factor kedekatan tempat tinggal dan kedekatan emosional menjadi kurang aktif. Mayoritas KBG cukup aktif karena kedekatan tempat tinggal, juga adanya kedekatan emosional.
2. Penilaian romo tentang praktek hidup menggereja melalui KBG?
- Saat ini hamper sebagian besar pengurus sudah mulai belajar bagaimana cara memimpin entah dalam doa biasa maupun dalam sering iman. Apa yang mereka pelajari bisa mereka kembangkan dalam kehidupan doa di KBG mereka masing-masing.
3. Apa yang telah dilakukan oleh romo selama ini untuk membuat anggota KBG makin paham tentang KBG, makin aktif dan fasilitator makin berkualitas?
- Selama ini kami imam secara pribadi turun ke basis-basis saat di basis untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya keterlibatan umat dalam menggereja. Kita memberikan pemahaman bahwa lingkungan akan bertumbuh kalau KBG aktif dan terlibat dalam kegiatan di lingkungan dan paroki hidup kalau lingkungan aktif dalam kehidupan berparoki. Dengan turun langsung dan memberikan pemahaman tentang menggereja mereka sadar bahwa peran mereka dalam gereja sangat penting.
4. Apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang dihadapi umat dan juga petugas pastoral dalam membangun KBG yang ideal di paroki?’
- Selama ini soal kelemahan rata-rata umat kita adalah pendatang. Maka di Basis mereka harus beradaptasi, belajar untuk saling mengenal. Juga jarak tempat tinggal mereka yang berjauhan merupakan salah satu kendala juga dalam berkumpul. Keuntungannya hamper semua mereka terbuka satu sama lain, saling peduli dan saling belajar untuk saling berkembang.
5. Apa peluang dan tantangan yang romo lihat dalam membangun KBG?
- Peluangnya kedekatan kita umat katolik dengan masyarakat Hindu di Tabanan sangat baik. Umat katolik diterima secara baik. Ini merupakan peluang untuk membangun komunikasi dengan lebih intens. Umat kita juga rata-rata tamat SMA sehingga mereka sudah bisa menjadi pemimpin di KBG atau Lingkungan. Tantangannya, karena kita minoritas maka kita harus bijak dalam membawa diri dan menempatkan bdiri. Banyak umat kita yang sudah hidup serumah dan punya anak namun belum menikah dan ini adalah masalah yang cukup mengganggu kehidupan menggereja.
6. Apa usul dan saran dalam Sinode IV untuk membangun KBG?
- Keuskupan harus sunguh-sunguh mendata umat pendatang dalam rangka mengetahui apa masalahnya. Dengan demikian bisa mencari solusi yang tepat terutama solusi untuk menyelesaikan masalah perkawinan.
A. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM 2012-2016
TAHUN 2012TENTANG KATEKESE
1. Apakah kegiatan katekese dll membuat kehidupan rohani umat semakin berkualitas?
- Kita tidak bisa mengukur secara pasti tapi saya melihat ada efek kegiatan katekese yang positif. Ada perkembagan ke arah positif.
2. Apa tantangan dalam melaksaakan katekse di paroki? Bagaimana dengan kemampuan tim fasilitator?
- Kemampuan atau kualitas Tim Fasilitator dikeluhkan oleh semua basis. Mereka mengeluhkan hal yang sama yakni masih lemah. Tapi hal yang menggembirakan adalah mereka sudah mulai berani melakukan meskipun masih kurang sempurna.
3. Apa usul saran romo agar kegiatan katekese ke depan lebih berkualitas?
- Supaya para fasilitator dilatih secara khhusus agar mereka bisa semakin percaya diri sebab mereka sesungguhnya sudah bisa.
TENTANG LEMBAGA PENDIDIKKAN KATOLIK
1. Apakah lembaga Pendidikan katolik masih menjadi pilihan utama umat di paroki?
- Di Tabanan untuk TK dan SD kita punya nama yang baik. Umat beragama lain percayakan pendidikan anak-anak mereka sekolah katolik ini. Khusus umat katolik malah mengeluh karena uang sekolah mahal. Bahkan mereka inta maunya gratis. Kita menerima umat beragama lain dan mereka berani bayar uang sekolah, sementara umat kita maunya gratis. Ini mental kurang bagus. Mereka sesungguhnya tidak miskin tetapi pura-pura miskin supaya bisa mendapat bantuan sebanyak-banyaknya. Buktinya para bapak keluarga merokok setiap hari, judi dan minum moke. Itu semua dibeli dengan uang.
2. Apa tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh orangtua dalam hal Pendidikan anak?
- Karena faktor perkembangan jaman dimana anak-anak dari orangtua asal NTT yang kurang memahami perkembangan teknologi, mereka berhadapan dengan anak-anak mereka yang sudah mengenal teknologi karena memang jaman mereka. Hal ini sering menjadi masalah, terjadi kesenjangan antara anak dan orang tua. Di sisi lain orang tua tidak bisa mengarahkan anak-anak agar mereka menggunakan teknologi secara baik dan benar.
3. Apa usul dan saran romo bagi lembaga Pendidikan katolik agar mampu melaksanakan karya Pendidikan lebih berkualitas?
- Gereja harus tetap memperhatikan nilai-nilai kristiani. Walaupun kita tak mengkatolikkan mereka tetapi kita harus tetap menanamkan nilai-nilai katolik sehingga siswa yang bukan katolik kelak di masyarakat mereka mengenang bahwa ia pernah menerima nilai-nilai katolik yang mengantar hidupnya menjadi seperti yang dia alami. Singkatnya agar mereka berkesan positif pada katolik.
TAHUN 2013
TENTANG OMK
1. Apakah romo mengetahui dan memahami program kerja Komkep Keuskupan Denpasar?
- Jujur saya tidak tahu. Secara pribadi saya kurang paham, kecuali kalau Komkep pernah turun ke paroki.
2. Bagaimana implementasi program kerja Komkep di Paroki?
- Kalau ada program yang turun dari Komisi Kepemudaan Keuskupan kita di Paroki akan dukung dan sosialisasikan.
3. Apa saja kegiatan OMK di Paroki yang paling menonjol?
- Kegiatan mereka di Paroki yang paling menonjol adalah tanggung koor pada hari raya atau hari minggu, doa dari rumah ke rumah sebulan sekali.
4. Apakah OMK berpartisipasi dalam kegiatan Bersama kelompok masyarakat lain?
- Kalau di lingkungan tempat mereka tinggal melibatkan mereka maka mereka akan terlibat. Tapi kalau tidak diajak maka mereka tidak terlibat. Jadi sangat tergantung pada situasi dimana mereka berada.
5. Apa kekuatan dan tantangan bagi OMK ke depan?
- Kekuatan mereka adalah kalau mereka mendapat dukunngan dari pastor paroki, dewan paroki dan orang tua. Tantangannya, mereka harus menunnjukkan bahwa mereka adalah orang katolik yang tidak mudah menjual imannya terutama yang perempuan.
6. Apa rekomendasi romo sebagai saran untuk berkembangnya OMK di keuskupan?
- Sekarang sudah saatnya kita menghidupkan kegiatan di paroki misalnya misa orang muda di semua paroki sebulan sekali. Untuk kumpulkan mereka memang susah, tetapi kalau teragenda maka bisa mereka berkumpul.
7. Apakah ada usul saran dari romo untuk pengembangan OMK?
- Supaya dilakukan Kaderisasi Kepemimpinan yang terprogram/terencana. Kita harus benar-benar mengarahkan perhatian kepada kaum muda ini karena mereka Gereja masa depan. Mereka berkembang menjadi pemimpin nanti.
TAHUN 2014
TENTANG KBG DAN KEPEMIMPINAN PASTORAL
1. Bagaimana kepemimpinan pastoral dalam diri ketua KBG dan DPP?
- Untuk di Tabanan secara khusus kepemimpinan para pemimpin KBG mereka sudah cukup paham. Soal kerja sama juga sudah berjalan dengan baik.
2. Apa kekuatan dan kelemahan, peluang dan tantangan di tingkat KBG dan paroki?
- Di tingkat KBG memang karena mereka saling mengenal dan kelompoknya lebih kecil maka lebih mudah dikoordinir. Kalau di tingkat paroki dengan koordinasi maka lingkungan yang mendapat tugas akan menjalankannya dengan baik.
3. Apa usul dan saran romo agar kepemimpinan pastoral dapat memberi pelayanan dan pemberdayaan umat sesuai teladan Yesus?
- Kalau saya lihat, yang harus kita pelajari dari Yesus adalah Dia sebanyak mungkin menyiapkan pemimpin setelah dia. Ia membagi kepemimpinan itu kepada semua muridNya, menyiapkan muridNya menjadi pemimpin setelah dia. Jadi kita harus menyiapkan kemepimpinan Gereja di masa depan dengan kaderisasi generasi muda saat ini.
TAHUN 2015
KBG DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
1. Bagaimana upaya yang dilakukan sehubungan dengan pemberdayaan ekonomi umat di KBG?
- Selama ini jujur kami belum ada kegiatan yang sungguh nyata. Kecuali ada satu KBG yang sudah buat CU mandiri. Yang lain mereka ikut koperasi Mulia Sejahtera dan Wisuda Guna Raharja.
2. Apa kekuatan dan kelemahan yang dihadapi dalam upaya pemberdayaan ekonomi umat?
- Selama ini kita hanya menanggapi kegiatan yang ditawarkan oleh keuskupan atau dekenat. Untuk tingkat paroki tidak ada gaungnya.
3. Apa peluang dan tantangannya?
- Peluangnya kita ini adalah satu paroki, satu kabupaten. Jadi ada peluang, apa yang bisa dibuat. Masalahnya banyak umat kita sendiri yang merasa tidak mau direpotkan.
4. Apa usul dan sarannya?
- PSE tingkat Keuskupan supaya memudahkan dan memfasillitasi proposal yang diajukan oleh PSE Paroki. Selama ini proposal yang kita buat susah sekali diterima bahkan harus bolak-balik. Kalau bisa PSE datang ke Paroki dan member contoh bagaimana cara membuat proposal yang benar.
CU/KOPERASI
1. Bagaimana upaya memberdayakan ekonomi umat melalui CU/Koperasi?
- Dari paroki belum punya. Kalua koperasi ada Mulia Sejahtera yang mulai dari pastoran namun kini sudah bersifat inklusif.
2. Apa kekuatan dan kelemahan yang dihadapi dalam mengumatkan CU?
- Kekuatannya saya belum tahu karena kami belum ada CU.
3. Apa peluang dan tantangannya?
- Saya melihat ada peluang karena umat kita sudah paham koperasi dan mereka jadi pengurus di beberapa koperasi.
4. Apa usul dan saran untuk menumbuhkembangkan koperasi?
- Kalau saya melihat mental umat kita belum sampai pada menabung sedikit demi sedikit. Umat masih bermental sekali simpan langsung kaya. Kita harus serukan umat untuk menabung sedikit demi sedikit. Belajar dari Keuskupan Maumere ada program GESER, Gerakan Seribu Rupiah, tabung setiap minggu.
DASOPEN
1. Bagaimana keterlibatan umat terkait dengan gerakan Dasopen?
- Selama ini yang menjadi keluhan hamper sama yakni orang yang mampu malah dapat sedangkan yang tidak mampu malah tidak dapat. Tapi ada kecenderungan umat membuat dirinya tidak mampu. Mereka maunnya dapat bantuan sebanyak-banyaknya. Pada hal mereka mampu karena mereka merokok, moke, judi.
2. Apa kekuatan dan kelemahan dalam gerakan Dasopen?
- Kekuatannya kita berusaha menyelamatkan anak-anak kita yang mau sekolah tetapi tidak ada uang. Kelemahannya bagaimana mendata secara sungguh-sungguh sehingga Dasopen itu tepat sasaran.
3. Apa peluang dan tantangannya?
Peluang, masih banyak umat yang mau berbagi. Tantangannya, bagaimana memberdayakan umat agar mereka juga bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya dan anak-anak katolik dari keluarga yang tak mampu.
4. Apa usul dan sarannya?
- Di Tabanan tak ada SMP dan SMA Katolik. Anak-anak katolik bersekolah di sekolah swasta non katolik maupun sekolah negeri. Seharusnya mereka tetap mendapat perhatian dari PSE.
PARIWISATA, PERTANIAN & KELAUTAN
1. Bagaimana keterlibatan umat memberdayakan ekonomi
- Kalau pariwisata mereka bergerak secara mandiri atau individual. Jadi tidak ada organisasi. Soal pertanian di Piling, Penganggahan dan Bedugul umat kita bertani. Namun pendapatan mereka standar.
2. Apa kekuatan dan kelemahan yang dihadapi?
- Petani kita dari segi kekuatan karena mereka punya tanah sendiri. Mereka bisa kelola kapan saja sesuai kebutuhan mereka. Masalahnya mereka terikat adat Bali harus menamam sesuai dengan arahan. Misalnya musim ini semua harus tanam apa, itu harus ditaati.
3. Apa peluang dan tantanannya?
- Peluang sangat terbuka karena Bali adalah destinasi pariwisata. Kalau kita bisa buat wadah untuk memasarkan produk yang mereka hasilkan maka akan lebih baik sebab kalau musim panen harga jatuh.
4. Apa usul dan sarannya?
- Supaya keuskupan membuat jaringan untu pariwisata terutama pariwisata rohani. Kalau bisa masing-masing paroki ada orang dalam jaringan itu.
TAHUN 2016/KELUARGA
1. Bagaimana pelaksanaan pendampingan keluarga? Apakah sudah ditangani tim. Apa yang menjadi permasalahannya?
- Kami jujur tim di sini hanya tim KPP namun belum terlalu jalan.
2. Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan keluarga?
- Kelemahannya, dari yang mengurus seksi juga tidak bisa naik motor maka untuk kunjungi keluarga bermasalah menjadi terbatas. Rata-rata kita pendatang, ada tokoh panutan tertentu yang mereka bisa dengar. Jadi kalau bermasalah mereka bisa bertemu tokoh tersebut.
3. Apa usul dan sarannya?
- Banyak masalah perkawinan, umat kita yang belum menikah karena ada masalah dengan paroki asal seperti belum bayar belis, administrasi paroki, dll. Jadi kalau bisa ada surat resmi kepada uskup asal supaya mendapat perhatian. Sebab umat kita yang belum menikah sering kena sidak dan dibawa ke Trantib lalu bayar denda.
Mat sore kae, saya di Tabanan bukan sebagai pastor paroki, tolong diralat, Tuhan memberikan selalu
ReplyDelete